Saat ini
manusia telah menikmati sumbangan teknologi yang telah berhasil menunjang
kehidupannya, tetapi manusia juga harus menghadapi akibat negatifnya. Akibat
negatif teknologi tersebut bersama dengan adanya peledakan penduduk telah
menimbulkan krisis lingkungan pada manusia. Akibat krisis lingkungan
diantaranya tampak jelas pada kesehatan manusia. Penyebab polusi (polutan)
masuk kedalam tubuh melalui udara yang dihirup, melalui makanan yang kita makan
sehari-hari dan melalui suara yang kita dengar. Semula polusi tersebut jelas
langsung berpengaruh langsung kepada manusia.
Polutan
dapat digolongkan kedalam dua macam, yaitu yang bersifat kauntitatif (quantitative
pollutant) dan yang bersiafat kualitatif (qualitative pollutant).
Polutan yang bersifat kuantitatif adalah substansi yang secara alamiah terdapat
di alam lingkungan tetapi jumlahnya meningkat karena adanya kegiatan manusia,
misalnya berbagai unsur yang ada di alam seperti karbon, nitrogen, dan fosfor
dalam siklus yang berlangsung terus menerus. Akibat kegiatan manusia, unsur
tersebut menjadi bertambah sehingga kemungkinan besar siklusnyapun akan
terganggu. Polutan yang bersifat kualitatif adalah sintesis yang dihasilkan
oleh adanya kegiatan hidup manusia. Contohnya substansi sintesis buatan manusia
seperti pestisida, detergen, dan lain-lain yang masuk ke dalam lingkungan hidup
manusia.
Berdasarkan
substratnya pencemar dapat dibedakan atas pencemaran sebagai berikut;
1.
Polusi Udara
Polusi
udara mempunyai sumber yang beraneka ragam, mulai dari pembakaran bahan bakar
kendaraan bermotor dikeluarkan polutan berbentuk gas, yaitu karbon monoksida,
Nitrogen oksidan, belerang oksida, hidrokarbon, dan partikel padat. Bahan
polusi udara dapat berbentuk gas diantaranya CO, CO2, SOx, NOx
dan senyawa-senyawa hidrokarbon, sedangkan yang berupa partikel adalah
asap, debiu, asbestos, partikel logam berat seperti Pb dan Cd.
2.
Polusi Air dan Tanah
Polusi
air di dalam tanah karena polutan tertentu dapat membinasakan mikroorganisme
yang terdapat di dalam tanah dan perairan yang sebenarnya mempunyai peranan
yang sangat penting dlam siklus materi pada suatu ekosistem. Peningkatan
produksi pertanian untuk mengimbangi kebutuhan penduduk yang meningkat dan
menghasilkan lebih banyak lagi polutan, seperti pestisida, herbisida,
fungisida, nitrat dan sisa pupuk. Selain itu juga ada bahan lainnya seperti
sampah rumah tangga, limbah industri dan lain-lain. Polutan tersebut tidak
hanya mencari sungai, danau dan sepanjang pantai saja tetapi juga masuk ke
dalam air tanah.
3.
Polusi Suara
Kebisingan
yang berlangsung sehari-hari dengan berkembangnya teknologi dan pertumbuhan
penduduk yang pesat, diperkirakan akan meningkat dua kali lipat dalam waktu 20
tahun yang akan datang. Kuat lemahnya suara dapat diukur dengan satuan decibel
(db). Percakapan biasanya berkekuatan 60 db, bila meningkat menjadi keributan
kekuatnnya menjadi 80 db. Kereta api sebesar 95 db, sedangkan petir atau
halilintar adalah 120 db. Akibat yang dapat timbul karena pengaruh suara dengan
kekuatan tinggi adalah hilangnya daya dengan secara permanen. Suara dengan
kekuatan 90 db dapat berpengaruh terhadap saraf otonom (saraf tidak sadar)
dengan gejala perubahan tekanan darah, denyut nadi, kontraksi perut, usus,
sakit perut, dan lain-lain.
Sumber :
Sumber :
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/ilmu_alamiah_dasar/bab6-ekologi.pdf
(Diakses : Tanggal 21 September 2013 Pukul 14.11 WIB)